Sepasang
indra terpicing menawan bak handai taulan
Pinggangnya berkacak-kacak
menantang
Bibir
nyiyirnya dikawal senyum artifisial
Nampaknya
satu senyum seorang pemuda intelektual
Terlalu formal
tuk kuanggapnya brandal
Berjalan indah
dirinya di muka rumah
Ku runut
kemana arahnya melangkah
Kukira..ada
yang tengah memandang rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar