Kamis, 01 Januari 2015

Mutasi



Sigaran sesal mual terbuncah
Tergali membentuk bulatan kawah
Berbaring raga tergolek lemah
Menunggu takdir merekah gundah

Cahaya di atas mercusuar memancar
Kode kapal kan segera datang, pelan
Gelombang sinyal kuat berpendar
Menjemput penumpang di tepian tuk dibawa berlayar
Ke negeri orang

Pemuda Komat-Kamit



Ah..pantas saja kau bergelar juara sepanjang masa
Aura tajammu membahana tanpa pro-kontra
Manis mulutmu lincah mengolah bahasa
Segenap gejala mampu kau baca
Kau alih menjadi kumpulan tanda-tanda
Dan mengujinya pada setiap wanita, atau bahkan pria
Membuat mereka menganga
Dengan kata-kata

Melihatmu..resultan prahara luruh, lumpuh
Genderang dalam jiwa bergemuruh, gaduh
Kukuh dalam bisikan utuh manusia patuh

Batinku terjungkal…gusar!
Tanaman ranjau akhirnya kuinjak sendiri
Hari-hari kuisi penuh pemafhuman diri
Pada tiap janji yang lagi lagi
Tetapi punuk manipulasi yang kusiasati,
Semudah transaksi Ia eksekusi
Kutu yang kusembunyikan di laci, siap Ia tangani

Kemudian dada bidangnya terangkat
Tangan-tangan usilnya mendekat
Menyibak mahkota hitam di kepala
Menirukan bintang film ternama
Memperagakan sebuah adegan asmara
Membisikkan dentuman rayuan mesra
Menelanjangi tiap zona dengan prima

Hah…
Kanvas kosong selalu putih bersih
Tapi kau teteskan noktah di tengahnya
Kotor kan jadinya?

Peta harta karun yang kau temukan dalam kaosku yang kedodoran
Kudapati serangan gerilya tanpa aturan
Seakan kau nobatkan aku sebagai lawan
Dalam sebuah pertempuran denganmu…kawan!

Ada hati yang remuk redam dibalut api dendam
Menyiangi rona-rona harapan yang kian hangus padam, haram
Disini..

Klausul Tukang Seminar



Sepasang indra terpicing menawan bak handai taulan
Pinggangnya berkacak-kacak menantang
Bibir nyiyirnya dikawal senyum artifisial
Nampaknya satu senyum seorang pemuda intelektual
Terlalu formal tuk kuanggapnya brandal

Berjalan indah dirinya di muka rumah
Ku runut kemana arahnya melangkah
Kukira..ada yang tengah memandang rendah