di malam yang berjinjit menua
sebuah jiwa tersungkur
menunggu waktu yang raib berpaling
banyak pikir buat kemantapan bergelincir
…betul, ini suatu yang sulit
membelit sel otak yang kian terjepit
semburat hati menyuruhku menyeberang lintas bianglala
namun marka putih membatasi
ingin kutinggalkan jangkar di malam yang panjang
sayang kapal terus saja berlayar
dengan penuh peluh berpuluh puluh
tangan ini mengepal sungguh-sungguh
memompa tenaga renta
untuk melepas harimau disekitarnya
ah, rekaan latar yang sama, tapi untukku berbeda
atau..mungkin kulupa, semua milik dzat diatas sana?
Tuhanku, nyalakan cahaya pada mega pagi
jentikkan jemari sekelebat selubungi malam yang pekat
mainkan dawai kecapi itu, lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar